Thursday, April 18, 2013

Kenikmatan Yang Tidak Seimbang

Semua postingan ini saya kutip dari sebuah akun twitter bapak @ryuhasan . 

Pada saat seseorang menghisap sebatang rokok, pada dasarnya orang tersebut sudah melakukan penyalahgunaan nikotin. Mengapa demikian?. Ketika rokok dihisap, nikotin (bahan psikoaktif tembakau yg ada pd tembakau) dan sekitar 4.000 bahan kimia lain (tar), masuk ke paru2. Setiap tahunnya, tembakau bertanggung jawab atas 3 juta kematian di seluruh dunia. ‘Tar’ berkontribusi 20% dr semua kematian di negara barat. Sekitar 50% dari perokok yang tidak mau berhenti akhirnya mati akibat penyakit yang berhubungan dgn rokok. Tidak ada perbedaan pendapat dlm dunia kesehatan bahwa perokok berat adalah pecandu obat dalam arti yang sebenarnya. Akibat toleransi yg cukup tinggi yg berkembang terhadap merokok, efek asap rokok pada perokok & non perokok bisa sangat berbeda.

Non perokok sering merasakan akibat kepulan asap rokok dg kombinasi antara mual, muntah, batuk2, berkeringat, pusing, flushing & diare. Sebaliknya, si perokok akan merasakan relaks, lebih alert (waspada), dan kurang begitu lapar setelah menghisap sebatang rokok. Saat ini, tidak ada bahan psikoaktif selain rokok, yg digunakan secara terus menerus, bahkan saat seseorang sedang jalan2. "Craving" atau rasa kebutuhan yg sangat yg kompulsif, fitur utama penentu kecanduan, dg mudah kita dapati pada semua perokok habitual. “Craving” ini akan muncul pada pecandu rokok yg kehabisan rokoknya atau yang dipaksa oleh keadaan untuk tidak merokok selama beberapa jam.

Lebih jauh lagi, perokok yg berhenti merokok akan mengalami withdrawal effects: deperesi, cemas, resah, sembelit, insomnia,sulit konsentrasi. Sekitar 70% dari semua perokok, awalnya mrk coba2 dg rokok sebelum akhirnya jadi kecanduan, angka utk pecandu alkohol 10%, heroin 30%. Hanya sekitar 20% dari semua pecandu yg berusaha berhenti merokok dan kemudian berhasil menghentikan kebiasaannya selama 2 tahun atau lebih. Studi terhadap orang kembar, kecanduan nikotin seperti kecanduan2 lain memiliki komponen genetik yg besar, sekitar 65% herediter, bakat!. Konsekuensi merokok dlm jangka panjang (smoker’s syndrome) patut diwaspadai, kalau kita perduli dan menghargai kehidupan kita. Smoker’s syndrome ditandai dengan nyeri dada, sesak nafas, suara serak, batuk2, dan kerentanan tinggi terhadap infeksi saluran nafas.

Memang ada org yg lebih ‘fit’ dg mengkonsumsi tembakau, tapi ini kurang dari 0,5% populasi perokok. Mau berjudi dg kemungkinan itu?. Selain resiko kanker paru yg sangat besar, merokok jg meningkatkan resiko kanker tenggorokan, mulut, kerongkongan, ginjal & lambung. Perokok juga beresiko besar terhadap berbagai penyakit jantung-pembuluh darah, yg dapat berujung pada serangan jantung dan stroke. Banyak perokok mengatakan bahwa mereka tidak mengalami efek2 negatif rokok karena mereka merasakan manfaat nikotin: ketegangan mrk berkurang. Akan tetapi, perokok sebenarnya lebih tegang dibanding non perokok. Mengapa demikian? Penjelasannya mudah.

Tingkat ketegangan perokok cukup normal selama mereka merokok, tapi meningkat tajam di selang waktu saat mereka tidak merokok. Jadiiii, efek merokok yg kelihatannya merilekskan, hanya merupakan pembalikan sementara dari stress yg disebabkan kecanduan si perokok. Efek negatif merokok,tidak hanya terbatas pada perokok tapi non perokok yg ada di sekitar perokok juga, bahkan lebih berat. Individu2 yg bekerja/ tinggal bersama perokok, lebih mungkin menderita penyakit kardiovaskuler dan kanker, dibanding yg tidak.

Merokok selama hamil meningkatkan resiko keguguran, lahir-mati dan kematian dini anak. Hal ini jg berlaku pd non-perokok yg terpapar rokok. Tingkat nikotin dalam darah pada bayi2 yg disusui hampir selalu sama tingginya dengan tingkat yg ada dlm darah ibunya yg perokok. ASI dari ibu yang perokok jelas bukan makanan yang sehat untuk bayinya, kadar nikotin yg tinggi di dalamnya akan berdampak buruk. Kalau anda atau org yg anda sayangi adalah perokok, beberapa penelitian terkini memberikan kabar baik dan kabar buruk.

Kabar buruknya: penanganan untuk kecanduan rokok hanya efektif secara marjinal alias tidak bermakna, mengingat banyak faktor yg menghambat. Kabar baiknya: banyak orang yg tadinya merokok kemudian berhenti merokok mengalami manfaat kesehatan yang besar. Contohnya: secara statistik orang yg berhasil berhenti merokok sebelum usia 40 tahun rata2 umurnya akan bertambah 9 tahun! Siapa yg mau? :), Bisa jadi anda bukan termasuk orang yg cemas dg kesehatan atau takut mati muda, tapi mbok ya jangan ngajak org lain untuk mati cepat :).

Saya tidak membenci perokok, tapi saya akan lbh menghargai kalau para perokok ‘menelan’ semua asap yg dihisapnya, tdk ada yg dikeluarkan :)

Kalau anda perokok dan stop mulai sekarang, mungkin anda akan gelisah, tapi anda tidak akan mati karena berhenti merokok.

No comments:

Post a Comment