Friday, May 17, 2013

Kisah Seorang Sarjana Pertanian di Negara AGRARIS


13687573971578893288
Pak Sapto dan Darmawan (3 th) yang terkulai di setang sepeda, ditutupi kresek hitam agar tak kehujanan. (foto by Warta Kota/Adhy Kelana)


Saya melihat berita ini melalui kompasiana.com. Maysya Allah.... Nurani saya memanggil-manggil begitu melihat isi tautan itu. Rasa iba dan kasihan melihat gambar seorang bapak tengah mengayuh sepeda ontelnya, sementara di dekat  setang sepeda,  ada sepasang kaki mungil yang terkulai. Badan dan wajahnya tak kelihatan karena tertutup plastik kresek hitam.

Kebetulan caption untuk foto itu tidak detail, hanya berisi informasi bahwa anak itu sakit, tapi bapaknya tak punya uang.  Saya langsung terbayang jika saya memiliki anak. Ketika  sakit, mereka pasti butuh kehangatan dan  perhatian lebih. Saya akan terus berada di sisinya, menawarkan mau makan apa? Lha ini diletakkan begitu saja di setang sepeda.

Welll… pada saat yang sama, di Kaskus berkembang thread tentang foto ini. Belakangan kabarnya, orang Kemensos sudah datang untuk “mengatasi masalah”.  Saya pun lega. Kemarin pagi, foto yang sama muncul di Kompas.com. Keterangannya lebih detail. Diceritakan bahwa memang anak itu, Darmawan Santosa (3 tahun) memang sakit, tapi tidak parah. Anak itu sehari-hari ikut ayahnya, Sapto, yang bekerja menjual burung dan ikan hias keliling di sekitar tempat tinggalnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Bahkan dalam keadaan sakit sekalipun, Darmawan selalu dibawa serta oleh Pak Sapto. Ini harus dilakukan karena sehari tidak berjualan, maka tak akan mendapat penghasilan. Berarti tak bisa makan dan memenuhi kebutuhan lain. Sedangkan  istrinya, Yunita, juga bekerja menjadi penjual susu fermentasi keliling, yang lebih tak memungkinkan untuk membawa serta anaknya. Darmawan adalah anak terkecil dari 5 bersaudara. Anak terbesar Pak Sapto baru habis mengikuti Ujian Nasional jenjang SMK.

Belakangan yang lebih membuat saya terkejut adalah pak Sapto adalah seorang sarjana. Dia lulus program S1 dari Jurusan Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Solo. Lebih dari itu, ini adalah  ironi yang patut menjadi bahan kontemplasi kita bersama. Bayangkan, seorang sarjana pertanian, tak bisa hidup dengan memanfaatkan keahliannya di negara yang bertitel AGRARIS ini. Malah berjualan burung dan ikan hias kelilingan?

Apa boleh dikata,  fenomena pengangguran terselubung seperti ini memang jamak ditemui di masyarakat kita. Makin menguatkan bukti bahwa ada yang salah dengan sistem pendidikan kita.
Atau mungkin Pak Sapto adalah seorang yang kurang beruntung, atau barangkali malah dia sangat  idealis?Makanya dia tersingkir dari bursa lapangan kerja.  Atau tak punya modal untuk bisnis yang lebih layak? Sehingga alih-alih mendapat kerjaan yang layak, dia pilih berbisnis kecil-kecilan seperti itu, walau sebagai konsekuensinya dia harus hidup sangat pas-pasan.

Sementara ketika di luar didengung-dengungkan bahwa ekonomi kita tumbuh sangat bagus, di atas 6%, ITU HANYA ANGKA!!. Kenyataannya, kehidupan masyarakat kita makin sulit saja.  Karena tak ada anggaran untuk ke dokter, Pak Sapto dan keluarganya  pun lebih akrab bahkan sudah terbiasa dengan obat-obatan tradisional. Seperti ketika Darmawan sakit, dia hanya diberi sirih yang direbus dengan air hangat, lantas diminumkan.

Bagaimanapun di mata saya Pak Sapto adalah orang yang hebat. Dia suami yang bertanggungjawab. Dia   berbagi tugas  dengan istrinya,  memilih membawa si kecil Darmawan kemana-mana. Dia  juga ayah yang sangat mulia, lembut dan penuh kasih sayang. Walau yang dilakukan hanya sebatas kemampuannya. Ketika tak ada mobil untuk melindungi si kecil dari hujan, dia menggantinya dengan  tas kresek yang lebar agar Darmawan tak kehujanan.

Sungguh hidup yang terlalu keras untuk orang yang pernah lulus dari bangku perguruan tinggi.
Semoga Tuhan melindungi setiap langkahmu, Pak Sapto…

Monday, May 13, 2013

Insiden di Universitas Trisakti, 12 Mei 1998


Berikut merupakan berita yang dilansir dari media surat kabar online Kompas pada 13 Mei 1998 mengenai insiden di Universitas Trisakti Jakarta, yang menewaskan enam mahasiswa.
Enam mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta, tewas terkena peluru tajam yang ditembakkan aparat keamanan sewaktu terjadi aksi keprihatinan ribuan mahasiswa yang berlangsung di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Selasa (12/5). Keenam mahasiswa itu tertembak sewaktu berada di dalam kampus oleh berondongan peluru yang diduga ditembakkan oleh aparat yang berada di jalan layang Grogol (Grogol fly over). Puluhan mahasiswa lainnya menderita luka-luka berat dan ringan. Nama para korban adalah Elang Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur, angkatan 1996), Alan Mulyadi (Fakultas Ekonomi, angkatan 96), Heri Heriyanto (Fakultas Teknik Industri Jurusan Mesin, angkatan 95) luka tembak di punggung, Hendriawan (Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, angkatan 96) luka tembak di pinggang, Vero (Fakultas Ekonomi, angkatan 96), dan Hafidi Alifidin (Fakultas Teknik Sipil, angkatan 95) luka tembak di kepala.
Menurut rencana, jenazah akan disemayamkan di gedung rektorat Universitas Trisakti hari Rabu pukul 08.00 WIB ini, sementara tempat dan waktu pemakaman belum ditentukan.
Jumpa pers oleh Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin yang sedianya akan dilangsungkan pukul 23.00 WIB di Markas Polda Metro Jaya, baru dimulai Rabu dinihari pukul 01.30 WIB, dan hadir pula Kapolda Metro Jaya Mayjen (Pol) Hamami Nata, Kasdam Jaya Brigjen TNI Sudi Silalahi, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya Letkol (Inf) DJ Nachrowi, dan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Polda Metro Jaya Letkol (Pol) Edward Aritonang. Hingga berita ini diturunkan pukul 02.30, jumpa pers masih berlangsung.
Dalam jumpa pers itu hadir Rektor Universitas Trisakti Prof Dr Moedanton Moertedjo yang menegaskan, enam mahasiswa tewas dalam insiden di Universitas Trisakti.
Kapolda Metro Jaya Mayjen (Pol) Hamami Nata menyatakan kepada wartawan, kematian enam mahasiswa itu masih diteliti, sambil menunggu hasil visum et repertum. “Karena polisi hanya menggunakan tongkat pemukul, peluru kosong, peluru karet, dan gas air mata.”
Ketua Crisis Centre Universitas Trisakti, Adi Andojo Soetjipto SH dalam jumpa pers, Selasa malam, mengemukakan, Universitas Trisakti akan mengajukan protes keras kepada pihak berwajib khususnya Kepala Kepolisian RI (Kapolri) dan Menhankam/Pangab atas kejadian itu, dan akan melakukan konsultasi dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
“Kita sudah bilang aparat jangan represif, tapi kok seperti ini. Mahasiswa saya ditembaki dengan peluru tajam, dan itu berlangsung di dalam kampus. Padahal seharusnya ada prosedurnya. Kok ini tiba-tiba pakai peluru tajam, dan mereka (mahasiswa) sudah berada di dalam kampus. Padahal mahasiswa tidak melawan, tidak melempar batu, dan tidak melakukan kekerasan. Mahasiswa saya itu sudah berangsur-angsur pulang ke kampus,” kata Adi.
Menurut Adi Andojo, ia ikut mengawasi sewaktu mahasiswa melakukan unjuk rasa sampai di luar kampus.
“Waktu itu mahasiswa hendak menuju ke DPR, tapi kemudian dihalang-halangi pasukan keamanan yang awalnya selapis, kemudian datang berlapis-lapis. Tetapi saya berhasil menahan mereka untuk berhenti di depan bekas kantor Wali Kota. Bahkan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jakarta Barat, Letkol (Pol) Timur Pradopo, mengakui dan mengucapkan terima kasih atas ketertiban yang ditunjukkan mahasiswa. Jadi ini diakui sendiri oleh Kapolres,” katanya.
Selanjutnya, menurut Adi, pihak mahasiswa bersedia mundur bila pihak keamanan juga mundur.
“Akhirnya mahasiswa saya bubar dengan tertib dan mereka semua kembali ke kampus. Bahkan saya merasa itu sudah selesai, sehingga saya pulang ke rumah,” ujarnya.
Ternyata Adi kemudian mendapat laporan bahwa ada seorang mahasiswa yang tertembak kepalanya. Tak lama kemudian ia memperoleh kabar bahwa empat mahasiswa Trisakti meninggal dunia.
“Saya telah melihat jenazah mereka dengan mata kepala saya sendiri,” katanya.
Menurut Adi, bekas darah yang tercecer di dalam kampus menunjukkan bahwa para mahasiswa itu jelas-jelas ditembak di dalam kampus. Di lokasi itu juga kaca-kaca pecah karena tembakan. Wakil Ketua Komnas HAM Marzuki Darusman, yang hadir di Kampus Universitas Trisakti, Grogol, sekitar pukul 22.00 WIB, mengatakan, adanya mahasiswa yang tewas merupakan bukti telah terjadinya serangan terhadap kemanusiaan. Keterangan yang sama juga disampaikan Albert Hasibuan, anggota Komnas HAM.
Langkah pertama yang perlu dilakukan, kata Marzuki, adalah menenangkan situasi dan mencari penjelasan selengkapnya mengenai duduk perkara yang sebenar-benarnya, yang langkah-langkahnya akan didiskusikan dengan para pejabat universitas.
Sampai berita ini diturunkan, sekitar 200 mahasiswa masih menunggu di sepanjang koridor RS Sumber Waras, menjaga rekan-rekan mereka yang masih dirawat di Unit Gawat Darurat, maupun menjaga jenazah rekan mereka yang disemayamkan. Suasana memilukan terlihat di sekitar kamar jenazah yang dipenuhi jerit dan isak tangis keluarga korban.
Keluarga korban meninggal terlihat sangat terpukul dan tidak mau dimintai keterangan. Ketika Adi Andojo mulai menemui korban di ruang perawatan, keluarga korban yang sudah tidak sabar langsung menyerbu masuk ruangan. Jeritan tangis haru pun tak tertahankan ketika mereka melihat jenazah anak-anaknya. Keluarga korban sampai tengah malam masih menunggu jenazah di sekitar kamar jenazah, mereka masih menunggu pengaturan selanjutnya.
Hampir terjadi insiden di kamar jenazah, ketika Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Hendardji pukul 21.45 WIB datang ke kamar jenazah untuk mencek mahasiswa yang tewas. Semula mahasiswa tidak memberikan izin, tetapi setelah dibujuk dosen akhirnya mereka mengizinkan. Namun pencekan itu dilakukan secara tertutup.
Aksi damai
Aksi mahasiswa yang diikuti oleh mahasiswa, dosen, pegawai, dan para alumni universitas swasta terpandang di Indonesia ini, dimulai sekitar pukul 11.00 WIB dan mengambil tempat di halaman parkir. Beberapa putra pejabat tinggi kuliah di kampus itu, antara lain putra Wakil Kapolri Letjen (Pol) Lutfi Dahlan.
Aksi yang sedianya akan mendengar orasi dari Jenderal Besar AH Nasution (yang tidak jadi datang) ini kemudian diisi dengan berbagai orasi dari para guru besar, dosen, dan mahasiswa dalam berbagai bentuk.
Sekitar pukul 13.00 WIB, peserta aksi keluar dari kampus menuju ke Jalan S Parman, Grogol (yang persis berada di depan kampus) dan hendak menuju gedung MPR/DPR Senayan. Di barisan paling depan terdiri dari para mahasiswi yang membawa mawar dan membagi-bagikan mawar tersebut kepada aparat kepolisian. Beberapa di antaranya nampak mencium para petugas yang menerima mawar tersebut.
Puluhan petugas yang sejak pagi telah berjaga-jaga di depan kampus nampaknya tidak bisa membendung mahasiswa. Para petugas kemudian mundur perlahan-lahan. Pukul 13.00 WIB antara pimpinan mahasiswa, para alumni, Dekan Fakultas Hukum Trisakti Adi Andojo SH dan petugas keamanan yang diwakili oleh Komandan Kodim (Dandim) Jakarta Barat Letkol (Inf) A Amril, sepakat bahwa aksi damai ini hanya bisa bergerak sampai di depan Kantor Wali Kota Jakarta Barat yang berada sekitar 300 meter dari pintu utama kampus Trisakti.
Atas kesepakatan yang dicapai dengan aparat keamanan tersebut, melalui sebuah pengeras suara Adi Andojo segera mengumumkan kepada mahasiswa bahwa mahasiswa tidak boleh melanjutkan perjalanannya.
“Saya minta kalian berjanji bahwa di tempat ini tidak ada aksi kekerasan, tidak ada tindakan perusakan atau membuat keributan,” kata Adi Andojo yang disambut tepuk tangan para mahasiswa yang juga kemudian berjanji tidak akan melakukan hal itu.
Hal yang sama juga dilakukan Pembantu Rektor III Trisakti I Komang Suka Arsana yang disambut baik oleh para mahasiswa.
Atas kesepakatan tersebut, mahasiswa kemudian menggelar mimbar bebas yang pada intinya menuntut pemerintah untuk secepatnya melaksanakan reformasi politik, ekonomi, dan hukum, serta menuntut dilaksanakannya Sidang Umum Istimewa MPR. Para petugas keamanan gabungan (sekitar 500 orang) dari berbagai kesatuan yang bersenjata lengkap nampak hanya berjaga-jaga di bagian depan (di depan Kantor Kejaksaan samping kantor Wali Kota), di bagian samping (pagar pembatas Jl S Parman dan jalan tol) dan pada bagian belakang (di bawah Grogol Fly Over).
Hingga sekitar pukul 17.00 WIB aksi damai universitas ini berjalan tenang tanpa ketegangan antara mahasiswa dan aparat keamanan. Sesekali nampak para mahasiswa bercanda dengan aparat keamanan, bahkan di antara para mahasiswa nampak membagi-bagikan botol-botol minuman kemasan, permen dan bunga mawar kepada petugas. Situasi nampak santai tanpa ada ketegangan. Puluhan mahasiswa nampak berpotret dengan petugas keamanan yang membentuk barikade.
Pada jam yang sama juga antara pimpinan mahasiswa dan petugas keamanan yang diwakili Dandim Jakarta Barat dan Kapolres Jakarta Barat disepakati untuk menyudahi aksi ini dan aparat meminta agar mahasiswa kembali ke dalam kampus. Atas kesepakatan yang dicapai ini pimpinan mahasiswa segera mengumumkan kepada mahasiswa yang kemudian secara perlahan hendak masuk ke dalam kampus.
Namun karena jumlah mahasiswa yang begitu banyak, sementara pintu masuk yang tersedia sangat kecil, rombongan mahasiswa kelihatan berjalan begitu lambat. Sekitar 70 persen dari peserta aksi ini sudah berhasil masuk ke dalam kampus. Proses masuk kampus ini juga nampaknya berjalan damai tanpa ada kekerasan.
Tiba-tiba dari arah belakang mahasiswa (yang masih berada di depan kantor Wali Kota) terdengar letusan senjata para petugas. Mahasiswa yang bingung atas keadaan tersebut lari tunggang langgang ke dalam kampus. Puluhan lainnya yang karena kaget atas letusan tembakan tersebut nampak berupaya menyelamatkan diri dengan melompat pagar jalan tol.
Beberapa mahasiswa yang tidak sempat lari dipukuli petugas. Bahkan salah seorang kameraman TV Yasushi Takahashi mengalami luka memar terkena pukulan petugas.
Mahasiswa yang marah atas peristiwa tersebut, dari dalam kampus kemudian melempari para petugas. Pelemparan ini kemudian dibalas oleh aparat keamanan dengan melepaskan gas air mata dan menembaki para mahasiswa yang telah berada di dalam kampus.
Di dalam kampus sendiri suasana menjadi mencekam karena terjadi keributan mahasiswa yang berupaya lari menyelamatkan diri di dalam gedung-gedung yang ada. Sebagian lain berupaya menolong teman-temannya yang mengalami luka-luka terkena tembakan dan lemparan batu dari petugas. Tangis pilu dan teriakan kemarahan mahasiswa terdengar di mana-mana.
Mahasiswa yang mengalami luka-luka terkena tembakan di antaranya Ketua Senat Mahasiswa Universitas Trisakti (SMUT) Hendra, Rico (Fak. Ekonomi-FE), Agus Rerwanti (Tek. Sipil), Ari Pramono (Sipil), Ason (Fakultas Teknik Industri-FTI), Yonatan Hendrik (Teknik Lingkungan), Ufur (Fak Ekonomi Akuntan), Hendrawan (FE), Ade Rizka Lubis (FE), Eko, Otty (Fak Teknik Lingkungan), Poltak Silalahi (Fakultas Hukum), Yose Noviardi (FE), Alfan (FE), Riga (Ketua Himpunan Mahasiswa), Boy Harry Budiman, Disyon (FTI), Boy (Fakultas Seni Rupa dan Desain), Alfis (FE), Mico (Fakultas Hukum), dan Kardianti (FE).
Seruan nasional
Segera setelah insiden berdarah itu, keluarga besar Universitas Indonesia dalam pernyataannya Selasa malam menyatakan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas korban yang gugur tersebut.
“(Kami) mengutuk sekeras-kerasnya tindakan yang telah dilakukan terhadap para korban dan menuntut pertanggungjawaban yang jelas dan tuntas,” tekan pernyataan itu.
“Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, mulai hari ini (Rabu) menggunakan pita hitam di lengan kiri sebagai tanda berkabung nasional dan sebagai lambang dari perjuangan reformasi dan suksesi kepemimpinan nasional, sampai perjuangan ini tuntas mencapai hasilnya,” tutur mereka.

Mereka juga menuntut segera dilaksanakannya sidang istimewa MPR sebagai wujud nyata upaya merealisasikan reformasi dan suksesi kepemimpinan nasional.
Sementara itu keluarga korban Hafidi Alifidin di Jl Sirna Galih No 5, Padasuka, Cicadas, Bandung, dikabarkan telah melakukan berbagai persiapan untuk menunggu kedatangan jenazah. Menurut pihak keluarga, Hafidi akan dimakamkan di Bandung.

(Sumber: Kompas, 13 Mei 1998; Sumber Gambar: Kompas, 13 Mei 1998, @SejarahRI)

Kronologi Insiden di Universitas Trisakti, 12 Mei 1998


(Sumber: Kompas, 13 Mei 1998; Sumber gambar; Arsip Berita, @SejarahRI)

Insiden di Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 menyisakan duka yang mendalam. Berikut merupakan garis waktu kronologi secara singkat apa yang terjadi pada Insiden di Universitas Trisakti, 12 Mei 1998
Pukul 11.00 – 13.00: Aksi Damai ribuan mahasiswa di dalam kampus.
Pukul 13.00 : Mahasiswa ke luar ke Jalan S Parman dan hendak menuju ke DPR.
Pukul 13.15 : Dicapai kesepakatan antara petugas dan mahasiswa, bahwa mahasiswa tidak boleh melanjutkan perjalanan. Tawaran petugas diterima baik. Mahasiswa melanjutkan aksi di depan bekas Kantor Wali Kota Jakbar.
Pukul 13.30-17.00 : Aksi Damai Mahasiswa berlangsung di depan bekas kantor Wali Kota Jakbar. Situasi tenang tanpa ketegangan antara aparat dan mahasiswa.
Pukul 16.30: Polisi memasang police line. Mahasiswa berjarak sekitar 15 meter dari garis tersebut.
Pukul 17.00: Diadakan pembicaraan dengan aparat yang mengusulkan mahasiswa agar kembali ke dalam kampus. Mahasiswa bergerak masuk kampus dengan tenang. Mahasiswa menuntut agar pasukan yang berdiri berjajar mundur terlebih dahulu. Kapolres dan Dandim Jakbar memenuhi keinginan mahasiswa. Kapolres menyatakan rasa terima kasih karena mahasiswa sudah tertib. Mahasiswa kemudian membubarkan diri secara perlahan-lahan dan tertib ke kampus. Saat itu hujan turun dengan deras.
Pukul 17.15: Tiba-tiba ada tembakan dari arah belakang barisan mahasiswa. Mahasiswa lari menyelamatkan diri ke dalam gedung-gedung di kampus. Aparat terus menembaki dari luar. Puluhan gas air mata juga dilemparkan ke dalam kampus.
Pukul 17.15-23.00: Situasi di kampus tegang. Para korban dirawat di beberapa tempat. Enam mahasiswa Trisakti tewas. Yang luka-luka berat segera dilarikan ke RS Sumber Waras. Jumpa pers oleh pimpinan universitas. Anggota Komnas HAM datang ke lokasi.
13 Mei 1998 Pukul 01.30: Jumpa pers Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoed

Sunday, May 5, 2013

TWITTER (Pencicit) dan Masalahnya


Ini merupakan ocehan-ocehan gue mengenai twitterland... Selamat membaca dan bergerutu riaaaa. Hahaha!.

Twitter adalah  salah satu media sosial yang bwaaanyak banget digunain oleh seluruh kalangan masyarakat di Indonesia., mulaidari bocah ciprik, anak abege labil, anak2 yang  sok tuwir, pejabat negara sampe ke lembaga2 / organisasi lainnya. Setuju ?????.  Twitter  juga bisa dibilang media / tempat semua curahan hati orang2 mulai dari sedih ampe kebahagian. Itu semua di pamerin disini.Ditwitter lo juga bisa loh berbuat "riya", iya pamer kalo lo abis ibadah atau beramal, dan semacamnya lah ya. Ditwitter lo bisa pamerin diri lo kalo lo punya pacar atau jomblo. Hemmmhh an absurd media, I think.

Twitter memang banyak manfaatnya sih, bahkan media tv kalah cepat dengan twitter dalam memberikan informasi kepada khalayak. Melalui twitter lo bisa melakukan suatu hal yang disebut “KEPO” a.k.a Mau tau Aja.  Lo bias kepoin gebetan lo, pacar lo, mantan lo, bahkan musuh lo sendiri. Apa yang sedang mereka bicarakan, atau apa yangsedang dialakukan??, Kepo kan? Hhehe. Di twitter lo bisa tau ocehan2 orang2 yang lo kenal, mulai dari temen sampe keluarga lo sendiri.  Nah, dengan adanya twitter lo sadar gak sih itu akan membentuk pribadi lo yang lebih nyata dibandingdi dunia nyata, padahal twitter itu sifatnya “maya”, dunia maya. Coba lo perhatiin deh, kalo lo ketemu dengan temen lo tatap muka dan dia orangnya cenderung kalem, coba lo cek twitternya atau gak usah cek deh, kalopun lo saling follow sama dia, coba lo perhatiin kalimat2nya dia kalo lagi ngepost / ngetweet. BEDA.  Iya beda, karena di twitter dia bisa mengeluarkan semua unek2 yang ada dihati dan pikirannya tanpa peduli siapa aja followersnya dia.

And, do you realize? Kebanyakan, atau mungkin rata2 twitter menjadi penyebab masalah bagi kaum Romeo and Juliet. Misalnya si cewe gak suka sama keadaan disaat bertemu dengan cowoknya, eh si cowoknya liatdi TL (timeline) ada ceweknya yg lagi ngedumel (ngedumel termasuk curahan hati), kemudian cowoknya ga nerima daaaan beranteeeem. Atau si cowoknya godain cewek lain di twitter, eh ketauan sama ceweknya, berhubung ceweknya cemburuan banget, diakhiri dengan beranteeeem. (YAAAAAHHH INI KASUS ROMEO AND JULIET YANG MASIH LABIL). Hahaha

Kenapa gue bilangnya LABIL?, ya kalo lo gak labil dan ngerasa gak labil, disaat cowok lo kecentilan sm cewek lainnya, ya bilangin doi baik2 dooong, nasehatin kalo kecentilan sm org lain itu dpt merusak hubungan lo berdua. Bukannya main sindir-sindiran ditwitter. Iyuuuuuuuuuuuuuuh. INI MENURUT GUE. Sindir-sindiran bukan  cuma bisa dilakuin antara sepasang kekasih ya, bisa juga antar temen sendiri yang ujung2nya bisa jadi “musuh sesaat”. Biasanya sih yang sering begitu, cewek VS cewek.  Sama-sama gak bisa nerima, yajadilah sindir menyindir .

Pernah denger / baca kalimat ini : "Twitter mah jangan diseriusin" ?. Guys, lo harus tau, orang2 yang posting informasi di twitter itu murni dari hati dan berasal langsung dari otaknya dia, lalu ke twitter. Bukan dari otak lanjut ke mulut. Ngertikan intinya????

Banyak sih fenomena-fenomena yang bs menjadi masalah yang dimunculin di twitter. Beberapa diantaranya adalah ...
1. KEPO. why??? disaat lo gak sukka dengan seseorang, karena adanya twitter lo bisa ngepoin dia, hhahaha lucu gak sih? gak suka tapi demen ngintip kehidupan per-dunia-maya-an musuh lo itu. Yang jadi masalah adalah, saat lo membaca tweet tweet nya dia yang memang tidak menyindir lo atau bahkan menyindir lo sekalipun (dengan kondisi tidak saling follow), tapi lo ngerasa kalo itu buat lo. Eeeeehhh lo malah marah2 sama orang yg lo kepoin. Itu namanya GILA. Iya, elo gila. Calm down laaaahh.... tanamkan "positive thinking" sama semua orang meskipun itu sulit. Udah ga saling follow, eeeh malah saling kepo-kepoan terus saling sindir-sindiran. Halllaaaaahhhh, LAGU LAMA. By the way, almostly kepo is hurt. More you know, more you hurt.

2. BULLYING. Negara kita emang negara demokrasi sih. Cuman banyak yang salah menafsirkannya. Lo boleh mengkritik / ngedumelin orang, mau baik ataupun jeleknya. Tapi toh yaaa jangan mengandung unsur kalimat2 yang keliatannya jadi ngebully. Segala orang tua lo sendiri lah lo bully secara gak langsung tanpa lo sadarin. Bahkan presiden pun ikut di bully. Di twitter lo bisa  sesuka hati lo ngebongkar aib orang lain bahkan diri sendiri. Cerdaslah dalam mengkritik tapiii, lo juga harus kasih saran yang membangun dong! oooh common.... cerdaslah dalam posting sesuatu di twitter. Postinglah informasi yang bermanfaat utk followers lo.

3. TWEET WAR. Kepo dengan tweet war itu agak berkaitan sih... pasti lo pernah ngalamin kan??? iyakaan?. Yaaa 11-12 lah. Kepo yang ujung-ujungnya tweetwar. Twitter membuat sikap dan perilaku orang jadi serba salah.

4. OBSERVER GRAMMAR (Pemerhati Tata Bahasa). Ini lucu!!. hahahaha. Lo pasti pernah kan atau sering posting kalimat dengan menggunakan bahasa inggris. Kalo lo salah sedikiiiit aja, pasti ada yang benerin. Baik sih ada yang benerin kalimat salah lo, tapi lo pasti malu kan sama followers lo yang lain. "Yaahahaha bahasa inggrisnye aje salah" Hahahaha. Shit man!. Yang benerin sih syukur alhamdulillah hatinya baek, tapi kalo yang nyinyir??? Kesian deh lo.

5. THE SECOND GOD. Kenapa gue bilangnya the second God? .Sebelum adanya twitter, hubungan percintaan lo adalah hal yang sangat private. Sebelum adanya twitter, aib merupakan hal yang sangat tdak mungkin dibicarakan bahkan utk konsumsi publik,malah kadang sesuatu tentang lo mesti di share di twitter "Kalo gue itu anaknya / orangnya blablabla........" MASALAH BUAT GUE, suka suka dia juga sih, hahahaSebelum adanya twitter, lo berdoa hanya kepada Tuhan. Berkeluh kesah sama Tuhan (laaahhh bedanya sama apa yg gue lakuin di blogg ini apaan? hahaha) dan Diary Book. Yaaa semenjak munculnya twitter, kebanyakan orang ngobrol atau ngeluh atau berdoa di twitter dengan menyebut nama Tuhan. Berasa Tuhan punya twitter. But no problem sih sebenenrnyaaaaa. Nah diary book udah gak laku lagi nih. Malah ada yang pernah bilang, orang2 yg curhat di buku diary orang2 yang cenderung introvert (cari sendiri di google pengertiannya). SO WHAT?

Diantara fenomena-fenomena yang ada di twitter yang telah gue sebutin tadi, lo pernah ngalamin yang mana???

Seperti yang gue sebutin tadi "twitter bisa membentuk karakter pribadi yang sebenernya". 
Dunia maya : BAWEL ,  dunia nyata: PENDIAM = Karakter aslinya ya yang ada di sunia maya. Karena kalimat2 yang ada di dunia maya berasal dari hati dan pikiran.

Dunia maya dan nyata sama-sama bawel = HYPERACTIVE. Cenderung disukai banyak orang, banyak temennya.

(HAL DI ATAS DITELITI BERDASARKAN JENIS KALIMAT YANG DIGUNAKAN)


Berikut jenis postingan mereka yang berstatus pacaran (USIA YANG SEHARUSNYA BERSIKAP DEWASA, 20 tahun keatas):
Oke lo punya pacar. Tapi ya jangan terlalu pamer aktivitas lo sama pacar lo itu. Karena bukan itu yang para followers lo butuh. Kasian lo nya juga kan kehilangan followers gara2 sikap pamer lo klo lagi pacaran. Apa-apa update lo sama pacar lo, bahkan lagi ngobrol sama orangtua pacar pun sampe diupdate. Kasian kan beliau, lo kacangin sama gadget lo demi utk update status yang emang ga penting sih.
 "abis ditemenin belanja sama si pacar nih, cc: @....(nama pacar)"SO WHAT?.
"lagi ngobrol sama ortunya pacar nih...asiknyaaa" SO WHAAATTT??.
D A N  S E M A C A M N YA .....................................

Jadikanlah kehidupan lo dengan pasangan lo menjadi kehidupan yang pribadi, yaaa gak pribadi pribadi amat sih. Sesekali update sm doi ga papa lah. Jangan jadikan hubungan lo menjadi konsumsi publik. Emang lo gak malu, umur lo udah 20 tahunan, tapi kalo pacaran masih kayak anak SMP-SMA? Bersikap dewasa lah. Takutnya ada hal yang bisa jadi fitnah.... (YAAA SEMUA ITU EMANG SUKA-SUKA LO SIH. Hhahaha). 

PRINSIP ANAK TWITTER : Twitter ya twitter gue, mau ngetweet apa kek ya suka suka gue

Tapi inget, kadang kalimat "SUKA SUKA GUE" bisa jadi boomerang buat hidup lo. Inget, lo hidup di dunia gak sendirian. Kita pasti butuh satu sama lain, entah materi atau berupa nasehat2 dari orang lain. Kalo lo sering dapet sindiran krn ketidaksukaan terhadap lo, yaa jangan diambil hati. Jangan juga lo benci balik. Kan klo seseorang ngejelekin atau bahkan nyindir lo dosanya lo pindah ke orang tersebut. Dan kalo masih punya prinsip "SUKA SUKA GUE", hidup aje lo di asteroid!.

WASSALAM


@antiajja